PROLOG
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan sangat cepat. Berawal sekitar tahun 1990-an, ketika komputer pertama kali diperkenalkan ke dalam dunia pendidikan dasar di Indonesia (belum ada catatan resmi mengenai hal ini, namun sekitar tahun 1990-an, mulai bermunculan kursus-kursus komputer, baik untuk anak sekolah maupun mahasiswa, baik yang resmi maupun kursus yang tidak resmi). Bersamaan dengan hal ini pula, komputer mulai memberikan nilai lebih untuk para calon pelamar pekerjaan (Job-seeker). Dengan membawa selembar sertifikat hasil kursus komputer, seorang pelamar pekerjaan akan dapat mengalahkan pelamar yang lain dalam kualifikasi administrasi.
Bersamaan dengan itu pula, banyak perguruan tinggi yang mulai membuka program studi komputer di institusi mereka. Hingga saat ini (tulisan ini dibuat pertama kali), terdapat 869 program studi Teknik Informatika, Manajemen Informatika, atau Pendidikan Teknik Informatika, program studi Ilmu Komputer sebanyak 3 perguruan tinggi, dan sebanyak 304 program studi Sistem Informasi dan Manajemen Sistem Informasi (data diambil dari situs Evaluasi). Jumlah ini belum ditambah lagi dengan kursus-kursus pendidikan singkat milik swasta yang menawarkan program pendidikan yang tidak kalah menarik. Hal ini menjadikan komputer (program studi Teknik Informatika, Sistem Informasi, Ilmu Komputer, dan pendidikan komputer lainnya) menjadi primadona sekaligus lahan bisnis pendidikan yang sangat menjanjikan. Pihak industri (dunia kerja) membutuhkan banyak pekerja dengan keahlian komputer, dan pihak penyelenggara pendidikan menjanjikan kemampuan lulusan yang dapat diterima oleh pihak yang menawarkan pekerjaan atau industri.
SEBUAH POLEMIK
Terlepas semua itu, masih ada satu polemik yang telah menjadi sebuah suspensi di dalam pendidikan komputer di negeri ini, yaitu perbedaan antara Teknik Informatika dan Ilmu Komputer yang banyak memunculkan pertanyaan-pertanyaan, baik di forum online (Internet) maupun forum offline (lokakarya, seminar, konferensi, dsb.) Tidak dapat disangkal lagi, hal ini sudah muncul sejak pendidikan komputer mulai populer di negara ini. Sekitar 20 tahun lebih dan tetap menjadi bahan diskusi. Menurut beberapa sumber, program studi Teknik Informatika dan Ilmu Komputer tidak memiliki perbedaan kecuali pada nama.
ACUAN KURIKULUM
Ditinjau dari kurikulum, pendidikan komputer di Indonesia mengacu pada beberapa sumber. Sumber-sumber tersebut adalah:
- COSINE report (Commission on Engineering Education) tahun 1967,
- Curriculum ’68 (ACM) tahun 1968, A Curriculum in CS and Engineering (IEEE-CS) tahun 1977,
- Curriculum ’78 (ACM) tahun 1978,
- Model Program in CS and Engineering (IEEE-CS) tahun 1983,
- Computing as a Discipline tahun 1989,
- Computing Curricula ’91 (IEEE-CS + ACM) tahun 1991,
- Computing Curricula 2001 (IEEE-CS + ACM) tahun 2001,
- Computing Curricula 2005 (IEEE-CS + ACM + AIS) tahun 2005.
Dalam materi diskusi APTIKOM (No.1/APTIKOM/Pus/Sep/Kr-1/2009), yang berjudul “Filosofi dan Struktur Kurikulum Rumpun Ilmu Informatika dan Komputer” disebutkan bahwa pada awal diperkenalkan di Indonesia, semua kurikulum pendidikan ilmu informatika dan komputer telah mengacu pada sumber-sumber tersebut di atas. Selanjutnya, dalam perjalanannya, perkembangan dinamis referensi (sumber-sumber) tersebut, akhirnya diperkenalkan 4 (empat) panduan kurikulum berskala nasional, yaitu: Kurikulum Lokal (sebelum tahun 1995), Kurikulum Nasional (tahun 1995-2002), Kurikulum Inti Berbasis Kompetensi (2003), dan Kurikulum Berbasis Satuan Pendidikan dan Multi-Source Learning (2008-sekarang). Jadi keempat kurikulum tersebutlah yang mempengaruhi kurikulum program studi Teknik Informatika dan Ilmu Komputer (dalam hal ini, kurikulum antara Teknik Informatika dan Ilmu Komputer adalah sama).
Lebih lanjut pada sumber yang sama, juga dijelaskan bahwa pendidikan komputer sebelum tahun 1990-an terbagi menjadi 3 domain ilmu, yaitu: Computer Engineering (yang merupakan pecahan/bidang minat dari Electrical Engineering atau Teknik Elektro), Computer Science(s), dan Information System. Di Indonesia pada saat itu dikenal dengan nama Sistem Komputer (juga populer dengan nama Teknik Komputer), Ilmu Komputer atau Teknik Informatika (berada pada satu bidang utama yang sama), dan terakhir adalah Sistem Informasi (sebelumnya dikenal dengan nama Manajemen Informatika). Dalam perkembangannya, sesuai dengan perkembangan ilmu dan kebutuhan jaman, Computer Science (Ilmu Komputer) melahirkan konsentrasi baru, yaitu Software Engineering, sementara Information System melahirkan Information Technology. Dari kelima bidang-bidang inilah–bidang-bidang tersebut antara lain: Teknik Komputer, Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, dan Teknologi Informasi–yang akhirnya melahirkan pertanyaan-pertanyaan di masyarakat.
Pertanyaan-pertanyaan ini adalah sebuah konsekuensi logis yang wajar terjadi karena ketidaktahuan dan kurangnya informasi yang diperlukan, sehingga seringkali menimbulkan kerancuan pemahaman dan disparitas pengertian antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Bahkan karena perbedaan pemahaman ini, sering timbul pertentangan (karena kedua belah pihak merasa benar dan bertahan dengan pendapat masing-masing). Beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul antara lain: apakah perbedaan ilmu komputer dan teknik informatika?, apa yang dipelajari di ilmu komputer?, apakah di ilmu komputer akan diajarkan pemrograman?, dan apakah benar di ilmu komputer belajar rumus-rumus sementara di teknik informatika akan belajar teknik-teknik pemrograman komputer?
Berdasarkan kurikulum, telah dijelaskan sebelumnya bahwa tidak ada perbedaan antara program studi Ilmu Komputer dan Teknik Informatika (jika tidak ada perbedaan, sebaiknya tidak ditentangkan. Dalam beberapa artikel di Internet, salah satunya ditemukan artikel yang berjudul “Ilmu Komputer VS Teknik Informatika”). Kemudian apa yang dipelajari di ilmu komputer atau teknik informatika itu sendiri? berdasarkan artikel yang diambil dari situs resmi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, disebutkan bahwa fokus kurikulum Ilmu Komputer dan Teknik Informatika seringkali lebih ilmiah dan teoritis, dan cukup banyak mengandung unsur matematika dan logika. Pernyataan ini akan menjawab sisa pertanyaan di atas. Jelas terlihat bahwa yang diajarkan di ilmu komputer/teknik informatika adalah hal yang sama, yaitu ilmiah dan teoritis.
Dari lulusan yang diharapkan, artikel situs resmi Ilmu Komputer/Teknik Informatika Universitas Indonesia juga menyebutkan bahwa lulusan tersebut akan memiliki kemampuan untuk merancang dan mengembangkan perangkat lunak yang canggih untuk menyelesaikan permasalahan yang rumit. Mereka jugalah yang senantiasa menemukan inovasi baru di bidang ilmu komputer. Sebagai contoh, saat ini kita sudah mengenal baik fasilitas Internet dan World Wide Web, yang tidak akan terwujud tanpa kemajuan di sub-bidang ilmu komputer seperti jaringan komputer (computer networking), basis data (database), serta interaksi manusia komputer. Saat ini, ilmuwan komputer menggunakan teknologi komputer untuk pengembangan robot yang cerdas, pemodelan DNA manusia, serta pembuatan program yang dapat memahami berbagai data dalam bentuk teks, gambar, suara, maupun video. Jika dilihat dari cakupan pembelajarannya, Ilmu Komputer/Teknik Informatika memiliki cakupan yang cukup luas, mulai dari fondasi teoritis mengenai perancangan algoritma, yaitu konsep dasar yang melandasi pengembangan perangkat lunak, sampai kepada penerapan mutakhir berupa aplikasi robotika, kecerdasan buatan, bio-informatika, dan topik-topik lainnya.
Berdasarkan keterangan-keterangan dari berbagai sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa program studi Ilmu Komputer dan Teknik Informatika adalah sama, hanya pemakaian istilah yang membedakannya. Kurikulum yang diacu adalah Kurikulum Berbasis Satuan Pendidikan dan Multi-source Learning tahun 2008. Materi yang diajarkan adalah materi ilmiah dan teoritis dengan pendekatan matematis dan logis (pendekatan secara matematika dan logika). Serta lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang memiliki kemampuan untuk merancang dan mengembangkan perangkat lunak yang canggih untuk menyelesaikan permasalahan yang rumit (solusi canggih untuk masalah yang rumit).
EPILOG
Akhir kata, semoga dengan adanya artikel ini, dapat menjawab semua pertanyaan (atau paling tidak sebagian besar pertanyaan) tentang perbedaan dan persamaan antara program studi Ilmu Komputer dan Teknik Informatika. Sehingga tidak terus berlanjut sebagai sebuah paradigma paradoks konvensional yang tak kunjung mendapatkan jawaban.
Jika memang masih ada pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi saya sebagai penulis, baik secara online maupun offline, melalui kontak di akhir artikel ini. Mohon maaf jika terdapat kesalahan-kesalahan di dalam artikel ini.
Salam hangat dan sejahtera.